Pantai Buyutan, Sembunyi di Balik Persawahan
Bagian kedua perjalanan saya ke Pacitan kali ini adalah lanjutan dari perjalanan saya di bagian pertama. Benar-benar perjalanan baru untuk mencari pantai tersembunyi lainnya di selatan Pacitan. Masih bersama Andi dan Titis. Sayang, Adri tidak bisa ikut dalam perjalanan kedua ini, padahal dia yang paling semangat setelah terpesona dengan indahnya matahari terbenam di Pantai Klayar di perjalanan pertama.
Berbeda dengan perjalanan pertama saya yang menggunakan Bus AKAP langsung menuju Baturetno, Wonogiri, kali ini kami mencoba transportasi Kereta Api malam dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Lempuyangan – Yogyakarta. Sampai di Lempuyangan pagi hari. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan mobil travel menuju Pacitan selama 3 jam.
Perjalanan kali ini juga sekaligus untuk menengok neneknya Andi yang terbaring sakit. Kebetulan Ibunya Andi sudah ada di Pracimantoro selama 1 bulan. Setelah acara kangen-kangenan selesai, kami langsung menemui seorang guide yang juga aktif di komunitas traveler Pacitan, namanya Hakim. Sebelumnya Hakim yang menemani Titis ketika Titis mengunjungi Pacitan sendirian pada bulan Mei yang lalu. Keseharian Hakim adalah seorang guru. Di sela-sela kesibukannya, Hakim sering menemani traveler yang ingin mengetahui pantai-pantai tersembunyi di Pacitan. Semuanya dilakukan dengan sukarela, murni karena hobi jalan-jalan sekaligus ikut mengenalkan wisata Pacitan.
Lokasi
Pantai Buyutan terletak di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dari Goa Gong, ambil arah menuju Pasar Kalak. Setelah bertemu perempatan di Balai Desa Kalak, ambil arah kiri. Setelah melewati Pasar Kalak hingga bertemu pertigaan, ambil arah ke kiri menuju Desa Widoro. Ikuti jalan sampai menemukan papan penunjuk jalan menuju Pantai Buyutan. Ribet yaaah? Embewraan.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Buyutan. Perjalanannya searah menuju Goa Gong. Pas kami kesana, sedang ada pelebaran jalan menuju Klayar. Jalanan rusak dan penuh debu. Kami membayangkan apa jadinya Pacitan kedepan ketika pantainya mulai dilirik banyak wisatawan. Mungkin Klayar tak sesepi dulu dan banyak rumah-rumah gubuk yang menjajakan makanan di pinggir pantai. Ah, tak sabar ingin kembali lagi ke Klayar.
Untuk menuju Buyutan, kami harus blusukan melewati jalan kampung sepanjang lebih dari 3 KM. Kondisi jalan beragam. Mulai dari jalan aspal, jalan berbatu sampai medan off road melewati persawahan. Perjalanan kami terhenti tepat di ujung bukit. Dari atas bukit inilah, panorama Pantai Buyutan membentang. Di sebelah timur terdapat hamparan pantai yang dibatasi oleh tebing tinggi. Sedangkan di sebelah barat terdapat batu karang besar yang menyerupai mahkota.
Menurut mitos setempat, konon katanya batu karang ini adalah sebuah mahkota Dewa Narada yang terjatuh saat terbang di atas Pantai Buyutan. Dewa Narada adalah ketua para Dewa. Ia menjadi penasihat Batara Guru (Dewa yang merajai kahyangan) sekaligus sesepuh para Dewa.
Leave a Reply