Mendadak Cari Rumah

Saking enaknya tinggal di Apartemen jadi males buat pindah. Gimana gak enak, ke kantor cuma 20 menit dengan menggunakan ojek online dan 40 menit kalo lagi pengin bawa mobil. Itu udah pake macet yaa. Tapi tiba-tiba semua itu berubah sejak negara api menyerang dan istri hamil.

Entah kenapa, ketika istri bilang “beb, aku hamil”, saat itu juga insting ke-bapak-an muncul. “Kita harus segera cari rumah nih, aku gak mau anak kita hidup di Apartemen”. Perasaan saat itu antara senang, terharu dan kenapa harus sekarang? Padahal seminggu sebelumnya udah ngecek tiket ke Jepang dan Korea. Teruuuus, minggu depannya mau beli kamera Sony A7III ditambah lensa 16-35 GMaster. Hmpppffftttttt

Apa yang salah dengan hidup di Apartemen? Gak ada yang salah sih. Tapi pikiran saya sudah kemana mana karena efek kejut tadi. Di kepala tuh mikirnya kalo punya anak berarti harus punya rumah. Yup, rumah yang berdiri di atas tanah, menapak bumi. Sebenernya ini juga sudah menjadi diskusi sebelum menikah kalau nanti punya anak, “kita punya rumah yaaa”. Kami ingin membesarkan anak dengan lingkungan yang baik, punya halaman, punya taman, sekolah, rumah sakit, dan tentunya banyak tempat makanan enak.

Ini adalah pengalaman ketiga saya membeli properti. Beli rumah di tahun 2009 ketika masih bujangan, beli tanah di tahun 2017 ketika pacaran, dan yang terakhir ini di 2019 ketika sudah menikah. Awalnya mau bangun rumah saja karena sudah punya tanah. Ya walapun tidak luas, hanya 160 meter persegi, tapi sudah lebih dari cukup bagi kami. Setelah melihat-lihat situasi dan kondisi akhirnya kami memutuskan untuk mendiamkan saja tanah tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk cari rumah baru saja.

Untuk pilihan lokasi, kami sudah sepakat. Sekitaran Serpong yaa. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 bulan. Dari Gading Serpong di Utara sampai Jalan Raya Puspitek di Selatan sudah kami jelajahi. Dari yang rumah unyu-unyu minimalis 50 meter persegi sampe yang 200 meter persegi sudah kami kunjungi.

Lagi-lagi pilihan lokasi akhirnya membawa kami ke BSD. Nama clusternya Savia. Bukan lokasi baru karena berada di Nusa Loka dimana lingkungannya yang sudah jadi. Tadinya disodorin banyak cluster baru di sekitaran ICE dan Aeon Mall, seperti Mozia dan Caelus. Karena banyak wishlist yang kami buat, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil di Savia. Beruntung kami bisa mendapatkan unit di Hook dengan tambahan tanah lumayan lebar yang bisa dibikin taman samping. Enaknya lagi, samping rumah hanya ada taman yang dibuat oleh developer. Cocok!

Eh, tapi tetep yaa, jadi beli kamera!

Leave a Reply

Basic HTML is allowed. Your email address will not be published.

Subscribe to this comment feed via RSS

10 − seven =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.