Gagal Ujian PMP
Salah satu mentee saya gagal ujian PMP, dan ini juga pengalaman pertama bagi saya sebagai seorang mentor. Perasaan sedih, kecewa, marah dan penasaran bercampur aduk menjadi satu. Seperti kata pepatah, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Sepertinya pepatah tersebut ada benarnya.
Di tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana menghadapi kegagalan ujian PMP, dan bagaimana cara kita bangkit dan belajar dari kegagalan, hingga akhirnya kita bisa lulus dengan baik.
Kita sebut saja namanya Dodo, bukan nama sebenernya. Ayah dari dua orang anak ini ingin sekali memiliki sertifikasi PMP karena persyaratan di perusahaannya untuk level Manager, dan Dodo baru saja mendapatkan promosi menjadi Project Manager.
Saya dan Dodo mulai membuat rencana study group sekaligus membuat target ujian. 5 bulan akan kita gunakan untuk refreshment semua materi training, dan 1 bulan akan kita gunakan untuk Mock Exam. Total 6 bulan persiapan dengan mempertimbangkan kehidupan personal dan profesional.
Ketika memasuki jadwal Mock Exam di bulan ke 6, Dodo sangat percaya diri karena di setiap study group dia mampu menganalisis latihan-latihan soal dengan baik. Tapi sayangnya, skor Mock Exam di percobaan pertama hanya 50%. Yap, jauh dari harapan. Akhirnya Saya dan Dodo mencoba melakukan review untuk melihat Domain mana saja yang perlu improvement. Hasilnya, semua Domain membutuhkan improvement hahaha.
Setelah melakukan review selama satu minggu, Dodo mencoba kembali mengambil Mock Exam yang kedua. Kali ini skornya meningkat menjadi 65%, dan di Mock Exam ketiga skornya semakin meningkat menjadi 75%. Tingkat percaya diri semakin naik, dan saya pun meminta Dodo untuk mengambil jadwal ujian segera.
Sayangnya, Dodo masih merasa kurang dengan skor 75% tersebut dan Dodo mulai mengambil beberapa Mock Exam dari beberapa Simulator. Sebenernya hal ini baik untuk melihat beberapa tipe soal dari Simulator lain, tapi menurut saya ini sama sekali tidak ada gunanya! PMP Exam Simulator hanya sebagai alat untuk melatih kita melihat bentuk-bentuk soal. Skor yang dihasilkan juga tidak mencerminkan hasil sesungguhnya pada saat ujian PMP.
Setelah melewati 1 bulan, skor tidak banyak berubah dan cenderung menurun. Target di bulan ke 6 pun meleset. Dodo akhirnya mulai kembali sibuk dengan pekerjaannya dan jadwal ujian baru bisa diambil di bulan ke 9.
Exam
Pada saat hari H, saya hanya menunggu kabar dari Dodo. Karena saking penasarannya, saya coba telepon setelah jadwal ujian. Sayang panggilan saya tidak terangkat. Baru kemudian menjelang sore, saya mendapatkan pesan di WA kalau Dodo gagal ujian. Ah!
Setelah satu minggu, saya mulai menanyakan kabar dan perasaan Dodo. Syukurlah, Dodo saat ini sudah mulai siap untuk bercerita pengalaman dia pada saat ujian. Dodo merasa bahwa secara fisik dia cukup lemah karena kurang tidur menjelang ujian. Kepikiran, susah tidur karena mau ujian. Hal yang wajar dan dialami banyak orang menjelang ujian. Hal ini diperparah karena banyak soal-soal yang Dodo tidak mengerti.
Post Exam
Hal yang pertama kami lakukan adalah melakukan ECO Review dari hasil ujian. Disini kami melihat mana-mana saja Task yang memiliki hasil Low (Priority 1) dan Medium (Priority 2), kemudian dihitung berapa banyak, dan kami mulai menyusun rencana kembali untuk melakukan pendalaman materi dari Task-Task tersebut.
Dari hasil ECO di atas, terdapat 13 Task dengan hasil Low yang akan kami masukkan sebagai Priority 1, artinya Task-Task tersebut adalah Task wajib yang akan kami review terlebih dahulu. Kemudian terdapat 13 Task dengan hasil Medium sebagai Priority 2. Dari total 26 Task, kami menargetkan 2 Task dalam 1 hari, sehingga total terdapat 13 hari atau sekitar 3 minggu untuk melakukan review, dan 1 minggu untuk mengambil Mock Exam.
Kali ini Dodo semakin percaya diri karena sekarang dia sudah punya rencana untuk bangkit dari kegagalan dan siap untuk percobaan kedua. Ditambah, dia sudah punya “bocoran” seperti apa soal-soal PMP pada saat ujian.
Re-Exam & Lesson Learned
Tidak ingin mengulangi kejadian di ujian pertama, kali ini Dodo lebih tenang, tidak overthinking, dan waktu tidur yang cukup. Hasilnya? Sudah pasti lulus!
Banyak lesson learned yang kami ambil selama persiapan ujian PMP
- Limit the material. Terlalu banyak materi dan Simulator semakin kita terbebani dengan banyaknya informasi dan hasil. Akhirnya kita lupa dengan tujuan kita bahwa kita ingin mendapatkan sertifikasi PMP, bukan ingin mengalahkan semua soal-soal Simulator.
- Set the target. Selalu siapkan rencana untuk persiapan dan ujian. Menyiapkan rencana persiapan ujian tanpa target yang jelas akan membawa kita ketidakpastian. Akhirnya kita terlena, terbawa kembali dengan kesibukan pekerjaan, dan akhirnya lupa dengan jadwal ujian. Consistency is important than intensity.
- Exercise the endurance. Selalu siapkan fisik dengan baik. Siapkan waktu 4 jam setiap mengambil Mock Exam untuk mengetahui batas fisik kita sampai dimana. Bisa juga dengan menyiapkan strategi istirahat selama 5-10 menit setiap 1 jam.
- Review the ECO. Jika gagal ujian, selalu lihat kembali ke ECO result. Berapa banyak Task-Task yang memiliki hasil Low dan Medium. Perdalam kembali Task tersebut, susun rencana dan set jadwal untuk ujian kedua. PMI memperbolehkan kita untuk mengambil ujian selama tiga kali dalam rentang eligibility period.
- Support System. Sharing pengalaman kegagalan kita dengan teman atau keluarga agar perasaan kecewa kita bisa keluar dan akhirnya kita bisa bangkit dari kegagalan.
Leave a Reply