Rubik’s Cube, It’s time for revenge!

Rubik’s Cube! Siapa yang nggak kenal dengan puzzle ini. Pertama kali saya  mainin puzzle ini waktu jaman SMA kelas satu, waktu itu ada temen yang  bawa mainan ini ke sekolah. Waah.. heboh bukan main waktu itu, semua pada penasaran. Saking penasarannya, mainan temen ini sampe saya bawa pulang ke rumah. Akhirnya saya kembaliin lagi besoknya gara-gara frustasi nggak ketemu caranya, paling mentok bisa bikin dua sisi doang. Hehe.

Beberapa minggu yang lalu lagi asik jalan-jalan ke Gramedia Depok, saya nemuin mainan ini lagi, tertumpuk rapih setinggi 2 meter. Emm.. rasa penasaran itu muncul lagi, membangkitkan selera saya untuk mencoba lagi. Masa sih mainan gitu doang nggak bisa (dalem ati). Akhirnya beli juga, Rubik’s Cube Original seharga 129 rebu.

Nggak pake lama, pulang dari gramed langsung googling sana-sini dan cari-cari info di internet, akhirnya saya menemukan algoritmanya Jessica Fridrich. Algoritma yang banyak dipake dan sangat mudah dipelajari untuk para pemula. Belajar sekitar 2 jam’an, akhirnya saya bisa menyelesaikan rubiks ini dalam waktu 5 menit. Yeaaaah… akhirnya saudara-saudara, dendam kesumat telah terbalaskan!!!!. Setelah berlatih 2 hari, waktu berkurang menjadi 3 menit. Sekarang setelah 3 minggu, waktu masih berkutat di 1,5 sampai 2 menit.

Sejarah Rubiks
Erno Rubik lahir di Budapest, Hungaria selama Perang Dunia II pada tanggal 13 Juli 1944. Ibunya adalah seorang penyair dan ayahnya adalah seorang insinyur pesawat yang memulai sebuah perusahaan untuk membangun glider. Rubik belajar mengenai seni patung di perguruan tinggi, tetapi setelah lulus, ia kembali untuk belajar arsitektur di sebuah perguruan tinggi kecil yang disebut Akademi Seni Terapan dan Desain.

Rubik sangat tertarik dengan struktur geometri 3 dimensi. Ketertarikan awal saat itu adalah menciptakan sebuah kubus dengan masalah desain struktural. Dia bertanya “Bagaimana mungkin kubus-kubus bergerak secara bebas tanpa jatuh berantakan?”. Dalam Rubik’s Cube, dua puluh enam individu kubus kecil membentuk satu kubus besar. Setiap lapisan dapat saling tumpang tindih. Ada tiga kubus dalam satu baris, kecuali diagonal, dapat bergerak dan bergabung dengan lapisan baru. Rubik awalnya mencoba dengan menggunakan karet gelang, namun gagal. Solusinya adalah memiliki kubus yang dapat menahan dirinya dalam satu kesatuan. Rubiks mulai mengukir kubus-kubus kecil dan mengumpulkannya secara bersama-sama. Dia menandai setiap sisi kubus dengan kertas perekat warna yang berbeda, dan mulai memutar.

Rubik diciptakan pada musim semi 1974. Rubik sendiri waktu itu tidak yakin dapat mengembalikan ke posisi semula. Akhirnya, selama sebulan ia memecahkan teka-teki yang sangat menakjubkan ini.

Rubiks mematenkan penemuannya pada Januari 1975 di lembaga paten Hungaria dan meninggalkan penemuannya dengan menciptakan industri mainan kecil di Budapest. Persetujuan paten akhirnya datang pada awal 1977 dan ‘Cubes’ pertama muncul pada akhir 1977.

Karena Hungaria waktu itu masih terisolasi tirai besi di akhir tahun 70’an, pasar mulai bergerak naik. Atas usaha dua orang Hungaria yang tinggal di luar negeri yang membawa mainan ini ke Negeri Barat, lama setelah mainan ini mewabah di Budapest. Seorang pekerja Hungaria yang bekerja di Wina, “menemukan” mainan ini waktu sedang dinas di Budapest dan berusaha menemukan makelar mainan di Jerman. Akhirnya dia malah bertemu dengan Tom Kremer, penemu mainan yang terlahir di Hungarian yang berkantor di London. Dua orang ini akhirnya membikin rencana pemasaran dan akhirnya mendapatkan persetujuan dari salah satu eksekutif perusahaan mainan yang langsung memesan 1 juta biji. Mainan Rubik langsung mendunia. Penjualan meroket di tahun 1980, dan di tahun 1982 “Mainan Rubik” malah jadi kata-kata tersendiri yang masuk dalam kamus The Oxford.

Algoritma
Algoritma yang cukup terkenal saat ini adalah algoritma Fridrich yang ditemukan oleh Jessica Fridrich, profesor di bidang Elektro dan Komputer di Universitas Birmingham. Fridrich mengenalkan metode CFOP (Cross, F2L, OLL, PLL) yang kemudian dikenal dengan metode Fridrich.

Secara garis besar, metode Fridrich ini terdiri dari 4 tahap:

  1. Cross: Pada tahap pertama ini adalah membuat cross atau tanda + pada salah satu sisi warna Rubik. Umumnya sisi yang berwarna putih.
  2. F2L (First Two Layer): Pada tahap ini kita diharapkan dapat membuat warna yang sama pada 2 lapisan pertama.
  3. OLL (Orientating Last Layer): Tujuan dari tahap ini adalah membentuk lapisan atas memiliki warna yang sama. Umumnya lapisan atas berwarna kuning jika Cross di tahap pertama menggunakan warna putih.
  4. PLL (Permutation Link Layer): Tujuan dari tahap terakhir ini adalah menukar posisi ‘Corner’ dan ‘Edge’ ke tempat semula sehingga semua lapisan akan memiliki warna yang sama.

Belom puas rasanya kalo belom bisa ‘solve’ di bawah 1 menit. Saking ‘addict’nya, rubik’s cube selalu saya bawa kemana-mana. Hehe.
Keep solving, guys!

2 Responses to “Rubik’s Cube, It’s time for revenge!”

    • vlado

      Boleh aja.. tapi bawa rubik’s cube sendiri yah 😉

      Gampang kok bro. Setengah jam langsung bisa (y)

      Reply

Leave a Reply

Basic HTML is allowed. Your email address will not be published.

Subscribe to this comment feed via RSS

2 × five =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.