QR Code, Jembatan Antara Media Offline dan Online

Hari senin yang lalu, koran Kompas mulai memproklamirkan dirinya sebagai koran multimedia pertama di Indonesia. Disebut sebagai koran multimedia karena di setiap artikel terdapat sebuah kotak kecil yang disebut dengan QR Code. Jadi kalo mo baca koran secara online kita tinggal scan QR Code tersebut. Mudah dan cepat.

QR Code merupakan suatu jenis matrix code atau barcode dua dimensi yang dibuat dan dikembangkan oleh Denzo Wave pada tahun 1994 yang pada waktu itu merupakan sebuah divisi Denso Corporation, sebuah perusahaan Jepang yang masih merupakan bagian dari Toyota group. QR merupakan kependekan dari quick response, sesuai tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan respons dengan cepat. Kode ini amat populer di Jepang. Banyak perusahaan menggunakannya untuk aktivitas pemasaran dan promosi. Hampir semua jenis ponsel di Jepang bisa membaca QR code.

Secara teknis standar yang digunakan oleh QR Code adalah JIS X 0510 (Jepang) atau ISO/ IEC 18004 (ISO International Standard). Kapasitas data untuk QR Code  dapat menampung 7.089 data numerik, 4.296 data alphanumerik, 2.953 bytes, atau 1.817 karakter kanji. Untuk koreksi kesalahan, hasil cetakan QR Code dapat tahan terhadap kerusakan dari 7% sampai dengan 30% agar tetap dapat dibaca.

Dari gambar di atas terlihat bahwa QR Code mempunyai dua sisi yang berisi data, sedangkan Barcode hanya memiliki satu sisi yang berisi data. Dengan dua sisi inilah maka QR Code dapat menampung lebih banyak data. Informasi yang ditampung dapat berupa URL suatu website, SMS, nomor telepon ataupun iklan. Dengan adanya QR code, kita dapat mengakses setiap informasi yang ada secara online. Sebuah QR code yang dapat dipasang dimana saja, dapat dengan mudah kita scan dengan menggunakan ponsel berkamera, dengan catatan ponsel tersebut mempunyai akses internet. Jadi seolah-olah QR Code ini adalah hyperlink fisik yang menjembatani antara media offline dan online.

Untuk membuat simbol QR Code, harus menggunakan QR Code generator yang berfungsi untuk meng-encode suatu informasi. Dengan menggunakan kata kunci “QR Code Generator” di mesin pencari, kita dapat menemukan beberapa QR Code Generator seperti invx, SnapMaxe QR Code Generator dan Kaywa QR-Code. Saya sendiri lebih menyukai Kaywa, tampilannya cukup sederhana dan mendukung pembuatan QR Code untuk URL, Text, Phone number dan SMS.

Ada beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk membaca QR Code, yang saya ambil dari webnya Nokia. Untuk handset Nokia seri N dan E, aplikasi ini sudah terinstal pada saat pembelian.

Dari Kompas sendiri menggunakan Dakode. Jenis ponsel akan di deteksi secara automatis dan nantinya sistem akan memberikan pilihan aplikasi QR reader. Untuk mengakses QR code dengan ponsel yang tidak memiliki kamera, kita harus mengetikan URL http://qrcd.kompas.com terlebih dahulu. Kemudian kita diminta untuk memasukkan 7 digit nomor yang ada di bawah QR Code.

Setelah Kompas, mungkin akan ada lagi media-media cetak yang akan menggunakan QR Code ini. Emm.. sayang lampu merah blom ada. Hahaaa.

3 Responses to “QR Code, Jembatan Antara Media Offline dan Online”

  1. cha

    mau tanya soal gambar itu, tau gimana cara baca block code2nya gak? kan itu ada keterangan version information, pttern nah bisa jelasin gak maksudnya apa?mekanisme encode dan deskodenya?

    Reply

Leave a Reply

Basic HTML is allowed. Your email address will not be published.

Subscribe to this comment feed via RSS

ten − one =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.