Menikmati Pagi di Situ Gunung Sukabumi
Perjalanan kali ini berawal dari kebingungan saya mencari lokasi berburu foto yang tidak jauh dari Jakarta? Pemandangan alam selalu menjadi prioritas saya ketika berburu foto. Saya ambil notebook dan mulai melihat beberapa perjalanan saya sebelumnya. Eh.. ternyata saya pernah mengunjungi Situ Gunung! Acara Outing kantor dimana saya menginap di area perkemahan Tanakita yang lokasinya tidak jauh dari gerbang Situ Gunung. Karena ini acara kantor, terpaksa keinginan untuk foto-foto harus saya kesampingkan terlebih dahulu. Hmm.. Okaay, saya akan kembali lagi ke Situ Gunung. Kali ini sudah pasti untuk foto-foto.
Sepulang kantor, Saya, Andy, Adri dan Titis janjian untuk berkumpul di jembatan Kampung Rambutan jam 12 malam. Setelah membeli perbekalan selama perjalanan, kami berangkat tepat jam 1 dini hari. Kami sengaja memilih perjalanan di tengah malam. Selain menunggu jalanan lancar, juga mengejar matahari terbit di Situ Gunung. Situasi jalan tol jagorawi cukup sepi. Tapi setelah exit tol Ciawi kami mulai ditemani truk-truk besar yang menuju Sukabumi. Sampai di gerbang Situ Gunung jam 3.30 pagi.
Suasana sangat gelap dan sepi pagi itu. Di area parkir hanya ada mobil kami. Sedangkan di pos situ gunung, hanya ada seorang petugas jaga yang sedang berisitirahat. Kami mulai mengeluarkan tas dari bagasi. Andy dan Adri mengecek peralatan fotografi untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Saya dan Titis menyiapkan minuman dan makanan untuk sarapan. LED Lenser P7 kepunyaan Adri sudah siap dinyalakan, cukup untuk menerangi jalan kami menuju Situ Gunung. Perjalanan dengan jarak 1 kilometer dan waktu tempuh sekitar 20 menit ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Waktu menunjukkan pukul 4.30. Kami masih bisa melihat taburan bintang di sebelah barat telaga dan bulan purnama di atas kami. Suasana sangat tenang pagi itu. Hanya ada suara jangkrik yang menemani kami. Sambil menunggu pagi, Adri dan Andy mengambil beberapa foto milky way. Titis berkeliling di sekitar telaga. Sedangkan saya lebih memilih tidur di bangku kayu di pinggir telaga.
Perlahan tapi pasti, sinar matahari mulai menyeruak dari sela-sela deretan pohon cemara dan damar. Kabut mulai beringsut turun menyelimuti telaga dan burung-burung berterbangan di antara pepohonan. Dinginnya pagi serasa tak mampu mengusir kami berdiri menyambut pagi di tempat itu. Ketika kabut mulai menghilang, mulai terlihat jelas refleksi deretan pohon cemara di atas permukaan telaga, bak cermin besar yang memantulkan keindahan alam. Indah sekali!
Semakin siang, suasana semakin ramai. Orang-orang mulai berdatangan. Salah satunya adalah rombongan fotografer yang ingin mengabadikan panorama Situ Gunung. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang tua dengan gear fotografi yang cukup mumpuni.
Seorang nelayan muncul dari belakang kami dan mendekat ke arah sampan yang bersandar di pinggir telaga. Dengan dayung kayu, nelayan itu mulai mengayuh sampan hingga ke ujung telaga. Sementara nelayan yang lain melintas dengan rakitnya, menebar jala di sekitar telaga yang didiami oleh banyak ikan. Bagi seorang fotografer, ini adalah momen menarik dan sulit untuk ditemui.
Telaga Situ Gunung terletak di Desa Kadudampit, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Telaga yang berada di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango ini memiliki luas area lebih kurang 100 hektar dengan ketinggian 950 – 1036 mdpl.
Menuju Kesana
Jika Anda ingin memotret matahari terbit, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Selain terbatasnya angkutan umum, jalan raya Ciawi – Sukabumi cukup padat pada pagi dini hari. Dari Jakarta, ambil arah yang menuju Sukabumi melewati Ciawi. Setelah melewati Pasar Cibadak, Anda akan menemui jalan ke kiri tepat sebelum Polres Cisaat. Belok kiri dan ikuti jalan sampai gerbang Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) di Kadudampit. Anda akan menemui jalan menanjak dan berkelok sepanjang 15 KM.
Keberadaan Situ Gunung tidak lepas dari sebuah mitos. Konon katanya, telaga ini dibangun oleh Rangga Jagad Syahdana (Mbah Jalun) pada tahun 1817. Mbah Jalun adalah seorang pria yang berasal dari Keraton Mataram. Ia membuat telaga dengan peralatan sederhana dalam waktu tujuh hari. Ia menyebut telaga yang dibuatnya dengan sebuatan Situ Gunung, dimana Situ (bahasa Sunda) adalah danau, dan Gunung adalah kaki Gunung.
Setelah puas mengambil gambar di Situ Gunung, kami menuju ke Curug Sawer yang berjarak 4 KM atau 45 menit dengan berjalan santai. Jalur trekkingnya cukup seru dengan kontur menanjak dan menurun, beberapa kali kami menemui jalan berbatu dan becek. Semakin mendekat ke lokasi air terjun, suara alam semakin jelas terdengar. Berisiknya suara serangga tenggoret terdengar jelas dari balik pepohonan, ditambah burung-burung kutilang yang saling bersahutan.
Di tempat ini, kami bisa menikmati air terjun setinggi 30 meter dengan air yang dingin dan jernih. Perjalanan yang sangat melelahkan terbayar dengan pemandangan indah. Perjalanan menuju Curug Sawer sebenarnya bisa ditempuh dengan 2 jalur. Pertama, jalur melalui perkemahan Tanakita, Situ Gunung. Sedangkan jalur yang satunya lagi melalui perkemahan Cinumpang yang treknya relatif lebih ringan, bahkan bisa ditempuh dengan sepeda motor. Karena kami ogah untuk kembali menggunakan jalur yang tadi, akhirnya kami memilih jalur kedua. Benar saja, beberapa kali kami menemui ojek yang mengantarkan pengunjung hingga menuju Curug Sawer. Dari Cinumpang, perjalanan kami lanjutkan dengan naik angkot ke gerbang Situ Gunung.
- Datanglah sebelum jam 5 pagi untuk bisa melihat matahari terbit dari balik pegunungan.
- Lensa sudut lebar sangat baik untuk merekam keindahan Situ Gunung dan lensa tele sangat baik untuk merekam aktivitas nelayan. Siapkan tripod untuk mempermudah pengambilan gambar, terutama untuk memotret Curug Sawer.
- Bawalah pakaian hangat dan jas hujan, Selain udara dingin, terkadang sering turun hujan. Jangan lupa untuk membawa senter dan sandal/ sepatu gunung untuk kenyamanan treking.
- Siapkan uang untuk nelayan yang Anda foto di Situ Gunung. Jangan sungkan jika Anda butuh beberapa posisi dari mereka untuk membuat foto seperti yang Anda inginkan. Ibarat seorang model, mereka akan senang hati membantu Anda membuat foto bagus.
Bingung mau berburu foto di akhir pekan dan tempatnya tidak terlalu jauh dari Jakarta? Situ Gunung bisa jadi alternatif untuk mengisi aktivitas di akhir pekan. Jaraknya hanya 112 KM dari ibukota Jakarta. Selain memancing dan camping, Anda juga bisa menikmati pagi di situ gunung sambil berkeliling telaga dengan menggunakan perahu. Jika ingin menyegarkan diri, Anda bisa berjalan menyusuri jalan setapak menuju Curug Sawer. Membuat Situ Gunung layak masuk daftar lokasi berburu foto.
Leave a Reply