Metodologi Pengembangan Sistem
Telah diketahui bahwa terdapat beberapa pendekatan di dalam pengembangan sistem informasi. Akan tetapi bagaimana cara atau metode untuk melakukan pendekatan-pendekatan ini? Untuk melakukan suatu pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedang metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini.
Dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (algorithm).
Pada pertengahan tahun 1960 sampai dengan tahun 1970 banyak dikembangkan sistem-sistem yang besar. Sistem-sistem yang dikembangkan ini banyak yang dipandang tidak efisien, kurang berhasil dan bahkan banyak yang gagal. Kegagalan-kegagalan ini disebabkan karena tidak tersedianya teknik pengembangan sistem yang baik. Baru pada awal-awal tahun 1970-an, mulai muncul metodologi-metodologi pengembangan sistem informasi yang cukup baik. Sejak itu banyak usulan-usulan metodologi yang dibuat.
Sebagian besar dari metodologi yang dibuat dimaksudkan hanya untuk tahap disain sistem saja. Akan tetapi banyak juga yang dapat digunakan untuk tahap analisis sistem. Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan oleh para penulis buku, peneliti, system house, konsultan-konsultan atau oleh pabrik-pabrik perangkat lunak. Metodologi yang dibuat oleh system house dan pabrik-pabrik perangkat lunak umumnya tersedia sccara komersial dalam bentuk paket program. Metodologi ini diklasifikasikan sebagai prescriptive methodologies. Lebih lanjut klasifikasi dari metodologi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu metodologi pemecahan fungsional (functional decomposition methodologies), metodologi orientasi-data (data-oriented methodologies) dan prescriptive methodologies.
1. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diterapkan. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah
– HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
– Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
– Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Metodologi ini dapat dikelompokkan kembali ke dalam dua kelas, yaitu:
Data-flow oriented methodologies
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan dari sistem ke dalam modul-modul berdasarkan dari tipe elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut ke dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah:
– SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
– Composite Design
– Structured System Analysis and Design (SSAD)
Data structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Struktur ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistemnya. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah:
– JSD (Jackson’s System Development)
– W/ O (Warnier/ Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
– ISDOS (Information System Design and Optimization System)
ISDOS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengautomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen, yaitu PSL dan PSA.
PSL merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine-readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemograman prosedural. PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictiortary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, yang disimpan, yang dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
PSA memanfaatkan DBMS untuk menyimpan data. PSA akan menganalisis PSL untuk kesalahan-kesalahan sintak dan akan menghasilkan sejumlah laporan-laporan, seperti data dictionary, function dictionary serta analisis dari hubungan-hubungan proses. Laporan dalam bentuk grafik juga dapat dihasilkan oleh PSA, seperti laporan yang menggambarkan hubungan dari proses termasuk apakah suatu proses merupakan bagian dari proses yang lain atau suatu proses mempunyai komponen proses-proses yang lain. PSA akan melakukan analisis jaringan untuk mengecek kelengkapan dari semua hubungan data dan proses-proses. PSA juga akan melakukan analisis dari hubungan ketergantungan waktu dari data dan analisis dari spesifikasi volume.
– PLEXSYS
Kegunaan dari PLEXSYS adalah untuk melakukan transformasi suatu statement bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu konfigurasi perangkat keras yang diinginkan. PLEXSYS merupakan tambahan untuk ISDOS. Kalau ISDOS digunakan pada aspek penentuan kebutuhan, PLEXSYS digunakan pada aspek penghasil kode program secara automatis.
– PRIDE
PRIDE ditawarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu M. Bryce & Associates. PRIDE merupakan suatu perangkat lunak terpadu yang baik untuk analisis/ disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan pendokumentasian. PRIDE juga menyediakan alat CAD (Computer Aided Design) untuk pengembangan sistem.
– SDM/70
SDM/70 (Systems Development Methodology/70) dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu Atlantic Software, Inc. SDM/70 merupakan suatu perangkat lunak berisi dengan kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan petunjuk administrasi guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan merawat sistem yang efektif.
– SPECTRUM
SPECTRUM merupakan metodologi pengembangan sistem yang dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu SII (Spectrum lnternational Inc.). Perangkat lunak ini mempunyai beberapa versi untuk keperluan yang berbeda, semacam SPECTRUM-1 (untuk life cycle konvensional), SPECTRUM-2 (untuk sistem manajemen proyek terstruktur) dan SPECTRUM-3 (untuk online interactive estimator)
– SRES dan SREM.
SRES (Software Requirement Engineering System) dikembangkan oleh TRW untuk SDS (Software Development Systems) dari angkatan udara Amerika Serikat (U.S Air Force). Di SRES, kebutuhan pemakai dinyatakan di RSL (Requirements Statement Language). Definisi RSL kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan REVS (Requirements Engineering and Validation System). REVS juga digunakan untuk memelihara database. Metodologi yang mendasari perangkat lunak ini disebut dengan SREM (Software Requirement Engineering Methodology). Sistem ini pertama kali diterapkan di Texas Instruments Advanced Scientic Computer pada tahun 1976. SRES mempunuai beberapa konsep yang
sama dengan ISDOS.
Beberapa Prescriptive Methodologies yang lainnya adalah: Chapin’s approach, DBO (Design By Objective), PAD (Program Analysis Diagram), HOS (Higher Order Software), MSR (Meta Stepwise Refinement) dan PDL (Program Design Language)
Leave a Reply