Berlari Dari Kenyataan

Percaya nggak percaya, manusia itu hobinya berlari. Walaupun kadang-kadang lebih banyak tidak berlari daripada berlari. Berlari pagi-pagi menuju kampus UI hanya untuk ngecengin cewe dan makan bubur ayam. Berlari mengejar curut malem-malem depan kostan hanya untuk mencari kesenangan melihat curut itu panik nggak tahu harus kemana. Berlari setelah nimpukin bencong-bencong gila di taman kencana. Berlari ngejar-ngejar tukang mie ayam yang nggak berenti depan rumah. Berlari ngejar-ngejar bus yang udah mo keluar terminal.

Ngomong-ngomong soal lari, bukan rahasia lagi kalau Cheetah masih menjadi hewan darat paling cepat di dunia hingga detik ini. Dengan kecepatan berlari sampai 110 km per jam! Uedaan.. diikuti oleh Antelop dan Wildebeest dengan 80 km per jam. Selain makhluk hidup, ada juga makhluk mati yang ikut-ikutan berlari. Robot ASIMO kini juga mampu berlari dengan kecepatan 3 kilometer per jam. Kecepatan berjalannya juga sudah ditingkatkan dari 1,6 kilometer per jam menjadi 2,5 kilometer per jam. Tapi ada juga lho, pelari terhebat di dunia ini, yaitu kutu. Yup.. kutu dapat bergerak sejauh 10 kali tubuhnya hanya dengan sekali lompatan.

Manusia itu senengnya berlari, lari dari pekerjaan, lari dari kehidupan, lari dariĀ  utang, lari dari teman-teman, lari dari pacar. Ada pula yang berlari mengejar cita-cita, berlari menuju karir tertinggi, berlari menuju kesuksesan, berlari mengejar impian. Kalo pun ada orang-orang yang tidak biasa berlari dengan hal-hal seperti itu, setelah merasakan asyiknya berlari, sedikit demi sedikit mereka mulai belajar berlari.

Ada satu ‘berlari’ yang sepertinya menjadi hobi ketika kita tidak siap dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai dengan harapan.. dan ini jadi hobi saya sekarang.. berlari dari kenyataan.

Leave a Reply

Basic HTML is allowed. Your email address will not be published.

Subscribe to this comment feed via RSS

1 × 5 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.